makalah kepemimpinan berorientasi kinerja pegawai
MAKALAH
KEPEMIMPINAN BERORIENTASI KINERJA PEGAWAI
Disusun unruk memenuhi tugas Mata Kuliah Kepemimpinan Pendidikan Islam
Dosen Pengampu : Prof. Dr.H. Fatah Syukur, M.Ag.
Oleh :
Akhfandi ( NIM : 2110908) Triyatno ( NIM :
2110909)
Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Program Studi Manajemen Pendidikan Islam
PROGRAM
PASCASARJANA
INSTITUT
AGAMA ISLAM NAHDLATUL ULAMA ( IAINU) KEBUMEN
2022
Kata Pengantar
Dengan menyebut nama Allah yang Maha
Pengasih lagi Maha Penyayang, kami panjatkan puji syukur kehadirat Allah swt.
yang telah melimpahkan beribu-ribu nikmat, rahmat, hidayah, serta inayahnya
sehingga kami dapat menyeselesaikan penyusunan makalah dengan tema Kepemimpinan
Berorientasi Kinerja Pegawai.
Segala daya dan upaya telah penulis
lakukan demi tersusunnya makalah ini dengan sempurna. Namun, tiada daya dan
kekuatan yang lebih besar dibandingkan milik Allah. Oleh karena itu, dalam
makalah ini masih terdapat banyak kekurangan dari berbagai sisi. Atas banyaknya
kekurangan tersebut penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya dan sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca.
Akhir kata, penulis berharap makalah
ini dapat memberikan manfaat walaupun sedikit kepada pembaca pada umumnya dan
bagi penulis secara khusus. Terima Kasih.
Kebumen, 04 Februari 2022
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
..........................................................................................................
KATA PENGANTAR....................................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................................... ii
BAB I : PENDAHULUAN
1. Latar Belakang...................................................................................................... 1
2. Rumusan Masalah.................................................................................................. 3
BAB II : PEMBAHASAN
1.
Kinerja Pegawai..................................................................................................... 4
2.
Kriteria Kinerja
Pegawai........................................................................................ 5
3.
Faktor yang Mempengaruhi
Kinerja Pegawai........................................................ 8
4.
Pengukuran Kinerja
Pegawai............................................................................... 10
5.
Ketrampilan Pemimpin untuk Memotivasi Pegawai............................................ 12
BAB III : PENUTUP
1.
Kesimpulan.......................................................................................................... 15
2.
Saran.................................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................... 17
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Organisasi merupakan suatu
entitas sosial yang secara sadar terkoordinasi, memiliki suatu batas yang relatif dapat diidentifikasi, dan
berfungsi secara relatif kontinu (berkesinambungan) untuk
mencapai suatu tujuan atau seperangkat tujuan bersama1. Adanya organisasi diharapkan memudahkan untuk mencapai
tujuan bersama.
Sebuah organisasi dapat terbentuk karena
dipengaruhi oleh bebrapa aspek seperti penyatuan visi dan misi serta tujuan
yang sama dengan perwujudan eksistensi sekelompok orang terhadap masyarakat.
Orang-orang yang ada di dalam suatu organisasi mempunyai keterikatan yang terus
menerus. Dalam berorganisasi, setiap individu dapat berinteraksi dengan semua
struktur yang terkait, baik secara langsung maupun tidak langsung.
kerjasama yang
baik bisa menjadi awal sebuah organisasi bisa berjalan dengan lancar dan baik,di samping
itu juga perlu adanya komunikasi yang baik pula.
Tanpa ada kerjasama dan
komunikasi yang baik,sebuah organisasi tidak akan bisa bertahan lama,padahal suatu
organisasi yang baik dilihat petama kali dari bisa bertahan
lama
¨tidak cepat bubar¨ atau sebaliknya ¨konsisten¨.
Hal-hal yang menunjang organisasi bisa di katakan
baik atau sukses adalah :
1. Kepemimpinan,tanpa adanya pemimpinan yang punya sikap
tanggap,tegas,tanggung jawab,kemampuan yang lebih,dan konsisten dengan
tanggung jawab,sebuah organisasi
tidak akan bisa maju dan baik.
1 Stephen P. Robbins, Organization Theory, Structure, Design
and Application (Englewood Cliffs: Prentice Hall. Inc, 1991) h. 4
2.
Anggota
atau pengurus di masing-masing program,jika kepengurusan tidak bisa menjalankan
tugas dan kewajiban dengan baik,organisasi juga tidak akan maju atau konsisten.
3.
Tempat
atau kantor,sebuah organisasi yang baik juga di tunjukan dengan adanya sebuah
kantor atau tempat ¨punya kantor¨.
4.
Jaringan,ini
juga termasuk salah satu yang menunjang organisasi itu di katakan
baik,banyaknya jaringan yang di bangun,ini semakin menunjukan organisasi itu bisa di katakan
organisasi yang baik atau maju.
5. Komunikasi dalam organisasi,jika dalam satu ruang organisasi tidak ada komunikasi yang baik,bahkan tidak ada keterbukaan dalam satu ruang yang beda pemikiran juga beda tujuan,sehingga tidak ada
penyelesaian atau jalan keluar untuk memecahkan suatu masalah,organisasi itu
tidak akan bisa bekerja dengan maksimal dan hasilnya juga tidak maksimal.
6.
Managemen,organisasi
yang baik managemennya juga harus baik,tersusun dengan rapi dan terorganisir
dengan baik.
7.
Budaya dalam
keorganisasian,yang di maksud dengan budaya disini adalah kebiasaan-kebiasaan
yang ada dalam organisasi,entah itu kebiasaan yang baik atau kebiasaan yang
tidak baik,seperti tidak ada keseriusan dalam menjalankan tugas,mengabaikan waktu yang sudah
menjadi kesepakatan ¨tidak
tepat waktu¨,tidur di waktu
jam kerja,dan lain-lainnya.
Suatu organisasi atau perusahaan jika ingin maju atau berkembang maka dituntut untuk memiliki pegawai yang berkualitas.
Pegawai yang berkualitas adalah pegawai yang kinerjanya dapat memenuhi target
atau sasaran yang ditetapkan oleh perusahaan. Untuk memperoleh pegawai yang memiliki
kinerja baik maka diperlukan penerapan kinerja.
B.
Rumusan
Masalah ?
1. Apa itu Kinerja Pegawai ?
2. Apa saja kriteria-kriteria kinerja pegawai ?
3. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kinerja pegawai ?
4. Bagaimana pengukuran kinerja pegawai ?
5. Bagaimana ketrampilan pemimpin untuk memotivasi pegawai ?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Kinerja Pegawai
Kinerja
apabila dikaitkan dengan
performance sebagai kata benda (noun),
maka pengertian kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh
seseorang atau kelompok orang dalam suatu perusahaan sesuai dengan wewenang dan
tanggung jawab masing- masing dalam upaya pencapaian tujuan perusahaan secara
ilegal, tidak melanggar hukum dan tidak bertentangan dengan moral dan etika
(Rivai & Basri, 2004; Harsuko 2011).
Menurut Sinambela, dkk (2012)
mengemukakan bahwa kinerja pegawai didefinisikan sebagai kemampuan pegawai
dalam melakukan sesuatu
keahlian tertentu. Kinerja pegawai
sangatlah perlu, sebab dengan kinerja
ini akan diketahui seberapa jauh
kemampuan pegawai dalam melaksanakan tugas yang dibebankan kepadanya. Untuk itu
diperlukan penentuan kriteria yang jelas dan terukur serta ditetapkan secara
bersama-sama yang dijadikan sebagai acuan.
Menurut
Simamora (1995), kinerja
karyawan adalah tingkat
terhadap mana para karyawan mencapai persyaratan-persyaratan pekerjaan. Menurut Byars dan Rue (dalam Harsuko 2011) kinerja merupakan
derajat penyusunan tugas yang mengatur pekerjaan seseorang. Jadi, kinerja
adalah kesediaan seseorang atau kelompok orang untuk melakukan kegiatan atau
menyempurnakannya sesuai dengan tanggung jawabnya dengan hasil seperti yang diharapkan.
Menurut
As’ad (1998) kinerja
adalah hasil yang dicapai oleh seseorang menurut ukuran yang berlaku untuk
pekerjaan yang bersangkutan. Menurut Withmore (1997 dalam Mahesa
2010) mengemukakan kinerja
merupakan ekspresi potensi
seseorang
dalam memenuhi tanggung jawabnya dengan menetapkan standar
tertentu. Kinerja merupakan salah satu kumpulan total dari kerja yang ada pada
diri pekerja.
Menurut Harsuko (2011), kinerja adalah
sejauh mana seseorang telah memainkan baginya dalam melaksanakan strategi
organisasi, baik dalam mencapai sasaran khusus yang berhubungan dengan peran
perorangan dan atau dengan memperlihatkan kompetensi yang dinyatakan relevan
bagi organisasi. Kinerja adalah suatu konsep yang multi dimensional mencakup
tiga aspek yaitu sikap (attitude), kemampuan (ability) dan prestasi
(accomplishment)
Dilihat
dari sudut pandang
ahli yang lain, kinerja adalah banyaknya upaya yang
dikeluarkan individu pada pekerjaannya (Robbins, 2001). Sementara itu menurut
Bernandi & Russell 2001 (dalam Riani 2011) performansi adalah catatan yang
dihasilkan dari fungsi suatu pekerjaan tertentu atau kegiatan selama periode
waktu tertentu.
Dari beberapa pengertian di atas bisa
disimpulkan bahwa kinerja pegawai adalah capaian hasil kerja seorang karyawan (
pegawai ) dalam melaksanakan tugas, wewenang dan tanggung jawabnya sesuai
jabatan masing-masing.
B.
Kriteria Kinerja Pegawai
Menurut Schuler dan Jackson 2004 (dalam
Harsuko 2011) bahwa ada 3 jenis dasar kriteria kinerja yaitu:
1.
Kriteria
berdasarkan sifat memusatkan diri pada karakteristik pribadi seseorang
karyawan. Loyalitas, keandalan, kemampuan berkomunikasi, dan keterampilan
memimpin merupakan sifat-sifat yang sering dinilai selama proses penilaian.
Jenis kriteria ini memusatkan diri pada bagaimana seseorang, bukan apa yang
dicapai atau tidak dicapai seseorang dalam pekerjaanya.
2.
Kriteria berdasarkan
perilaku terfokus pada bgaimana pekerjaan dilaksanakan.
Kriteria semacam ini penting sekali
bagi pekerjaan yang membutuhkan hubungan
antar personal. Sebagai contoh apakah SDMnya ramah atau menyenangkan.
3.
Kriteria
berdasarkan hasil, kriteria ini semakin populer dengan makin ditekanya
produktivitas dan daya saing internasional. Kreteria ini berfokus pada apa yang
telah dicapai atau dihasilkan ketimbang bagaimana sesuatu dicapai atau dihasilkan.
Menurut Career Realism, kriteria kinerja
karyawan yang baik meliputi 5 hal sebagai berikut 2:
1.
Aspek Produktif
Karyawan yang produktif tahu kapan
mengerjakan sebuah pekerjaan dan tidak menunda dan tidak menunda pekerjaan yang
diberikan. Tingkat produktifitas seorang pegawai akan mempengaruhi kinerja
pegawai yang lain, karena dengan produktifitas yang baik pekerjaan akan selesai
tepat waktu dan sesuai target yang diberikan.
2.
Mempunyai Motivasi Tinggi
Karyawan yang baik selalu mempunyai
stamina prima serta semangat yang menggebu-gebu dalam melaksanakan tugasnya.
Motivasi yang tinggi akan berpengaruh pada terselesaikannya tugas secara cepat. Orang dengan motivasi tinggi juga bisa memberikan energi
positif kepada rekan kerjanya sehingga
mempermudah dalam melaksanakan pekerjaan.
3.
Berpikir dan Bertindak Positif
Karyawan yang baik selalu bertanggung
jawab pada segala sesuatu yang dilakukan sehingga bisa berkontribusi positif
pada perusahaan. Dalam bertindak
2 https://pointhr.medium.com/5-kriteriia-kinerja-karyawan-yang-baik-dan-benar-a54f73910091 (
diakses pada Jum’at, 4 Februari 2022 pada pukul 20.33 WIB )
seorang
pegawai harus berpikir dan bertindak posiif. Pikiran dan tindakan positif akan
menghasilkan kinerja yang positif juga.
4.
Menjaga Hubungan Sosial
Karyawan yang baik harus mampu menjaga
hubungan sosial dengan baik. Hubungan sosial yang baik dimuali dengan
komunikasi yang baik. Oleh karena itu, karyawan yang baik harus bisa
berkomunikasi dengan baik, entah dengan atasan, bawahan, maupun rekan kerja.
5.
Menjalankan dan Evaluasi
Pekerjaan dengan Baik
Karyawan yang berkualitas ada baiknya
mempunyai peran dan memiliki tanggung jawab di dalam sebuah perusahaan. Seorang
karyawan harus bisa menyelesaikan pekerjaannya dengan baik, dan mampu
mengevaluasi kekurangan dari pekerjaannya.
Menurut
Bernandin & Russell
(2001 dalam Riani
2011) kriteria yang digunakan
untuk menilai kinerja karyawan adalah sebagai
berikut:
1.
Quantity of
Work (kuantitas kerja): jumlah kerja yang dilakukan dalam suatu periode yang ditentukan.
2.
Quality of Work (kualitas
kerja): kualitas kerja yang dicapai
berdasarkan syarat- syarat
kesesuaian dan ditentukan.
3.
Job
Knowledge (pengetahuan pekerjaan): luasnya pengetahuan mengenai pekerjaan dan keterampilannya.
4.
Creativeness
(kreativitas): keaslian gagasan-gagasan yang dimunculkan dan tindakan-tindakan
untuk menyelesaikan persoalan-persoalan yang
timbul.
5.
Cooperation
(kerja sama): kesedian untuk bekerjasama dengan orang lain atau sesama anggota organisasi.
6.
Dependability
(ketergantungan): kesadaran untuk mendapatkan kepercayaan dalam hal kehadiran
dan penyelesaian kerja.
7.
Initiative
(inisiatif): semangat untuk melaksanakan tugas-tugas baru dan dalam memperbesar
tanggung jawabnya.
8.
Personal Qualities (kualitas personal): menyangkut kepribadian,
kepemimpinan, keramah-tamahan dan integritas pribadi.
C.
Faktor yang Mempengaruhi
Kinerja Pegawai
Menurut
Steers (dalam Suharto & Cahyono 2005) faktor-faktor yang mempengaruhi
kinerja adalah:
1.
Kemampuan, kepribadian dan
minat kerja.
2.
Kejelasan
dan penerimaan atau kejelasan peran seseorang pekerja yang merupakan taraf
pengertian dan penerimaan seseprang atas tugas yang diberikan kepadanya.
3.
Tingkat
motivasi pekerja yaitu daya energi yang mendorong, mengarahkan dan
mempertahankan perilaku.
Menurut
McCormick dan Tiffin (dalam Suharto & Chyono, 2005) menjelakan bahwa
terdapat dua variabel yang mempengaruhi kinerja yaitu:
1.
Variabel individu
Variabel inidividu terdiri dari pengalaman, pendidikan,
jenisb kelamin, umur, motivasi, keadaan fisik, kepribadian.
2.
Variabel situasional
Variabel
situasional menyangkut dua faktor yaitu:
1)
Faktor
sosial dan organisasi, meliputi: kebijakan, jenis latihan dan pengalaman,
sistem upah serta lingkungan sosial.
2)
Faktor
fisik dan pekerjaan, meliputi: metode kerja, pengaturan dan kondisi, perlengkapan kerja, pengaturan
ruang kerja, kebisingan, penyinaran dan temperatur.
Menurut Mangkunegara ( 2005 : 13-14 ) faktor-faktor yang
mempengaruhi pencapaian kinerja seorang pegawai antara lain sebagai berikut :
1.
Ability
( Knowledge x Skill ) / Kemampuan
Faktor Kemampuan (ability)
terdiri dari kemampuan potensi ( IQ ) dan kemampuan reality ( Knowledge + skill ). Artinya, pimpinan
dan karyawan yang memiliki IQ di atas rata-rata, apalagi IQ superior, very superior, gifted, dan genius dengan pendidikan yang memadai
untuk jabatannya dan terampil dalam mengerjakan pekerjaan sehari-hari akan
lebih mudah mencapai kinerja maksimal.
2.
Motivation
( Attitude x Situation )
Motivasi di artikan
sebagai sikap ( attitude
) pimpinan dan karyawan terhadap situasi kerja ( situation ) di lingkungan perusahaan.
3.
Human
Performance ( Ability x Motivation )
Gabungan dari Kemampuan dan Motivasi yang baik akan
menimbulkan kinerja pegawai yang baik.
Menurut Siagian ( 2007 : 29 ) faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja
pegawai dapat disimpulkan menjadi dua golongan, yaitu :
1.
Faktor yang
ada pada diri individu, yaitu umur, temperamen, keadaan fisik individu, motivasi.
2.
Faktor yang ada di luar individu,
yaitu kondisi fisik seperti suara,
penerangan, waktu istirahat, lama kerja, upah, bentuk organisasi,
lingkungan sosial, dan keluarga
D.
Pengukuran Kinerja Pegawai
Pengukuran kinerja merupakan suatu alat
manajemen yang digunakan untuk meningkatkan kualitas pengambilan keputusan dan
akuntabilitas. Pengukuran kinerja juga digunakan untuk menilai pencapaian
tujuan dan sasaran (Whittaker, 1993). Werther dan Davis (1996:346) menyatakan
pengukuran kinerja juga berarti membandingkan antara standar yang telah
ditetapkan dengan kinerja sebenarnya yang terjadi. Pengukuran kinerja merupakan salah satu faktor
yang sangat penting
bagi suatu organisasi karena
pengukuran kinerja merupakan usaha memetakan strategi kedalam tindakan
pencapaian target tertentu.
Mardiasmo(2009:121) menyatakan bahwa
pengukuran kinerja sektor publik dilakukan untuk memenuhi tiga maksud:
1.
Pengukuran
kinerja sektor publik dimaksudkan untuk membantu memperbaiki kinerja
pemerintah. Ukuran kinerja dimaksudkan untuk dapat membantu pemerintah berfokus
pada tujuan dan sasaran program unit kerja. Hal ini pada akhirnya akan
meningkatkan efisiensi dan efektivitas kinerja sektor publik dalam pemberian
pelayanan publik.
2.
Ukuran
kinerja sektor publik digunakan untuk pengalokasian sumber daya dan pembuatan keputusan.
3.
Ukuran
kinerja sektor publik dimaksudkan untuk mewujudkan pertanggungjawaban publik
dan memperbaiki komunikasi kelembagaan.
Dalam
pengukuran kinerja, yang akan diukur
adalah kinerja orang
– orang yang bekerja dalam unit – unit organisasi. Alawine
yang diikuti oleh Cikmat (1992:247)
mengatakan bahwa” standar kinerja berfungsi sebagai tujuan
– tujuan tertentu yang harus dicapai oleh karyawan, harus realisti, dapat
dikur, dan dapat dicapai jabatan tertentu”3.
Dalam penilaian kinerja ada objek yang
harus terukur untuk mengetahui hasil keneja pegawai atau karyawan. Sehingga
objek penilaian kinerja harus dengan tujuan penilaian agar tidak terjadi
kekeliruan penilaian tentang
kinerja pegawai atau karyawan
yang diinginkan. Menurut Simamora ( 1997 ) penilaian yang baik dapat dengan
menggunakan deskripisi yang lebih akurat dari perilaku karyawan pada atribut tertentu karena deskripisi tersebut akan
mengklasifikasikan setiap tingkat skala penilaian. Sedangkan hal – hal yang
bisa dinilai adalah4:
1.
Akurasi
Ketepatan tugas
tugas pekerjaan yang dilaksanakan
2.
Kecekatan
Kemampuan untuk
menyelasikan pekerjaan tepat waktu
3.
kreativitas
Bakat
karena memiliki ide – ide baru, menemukan cara – cara baru dan lebih baik dalam
melakukan sesuatu karena imajinatif
4.
keramahan
Kondisi social dan kehangatan yang ditunjukkan kepada kalangan pelanggan,karyawan
lainnya,penyedia dan orang – orang yang diawasi
5.
kepribadian
Karakteristik
– karakteristik perilaku individu atau kesesuaiaan pribadi dengan pekerjaan
3 Fauzi,
Ahmad dan Rusdi Hidayat, Manajemen
Kinerja, ( Surabaya : Airlangga University Press ) hlm.41
4 Fauzi,
Ahmad dan Rusdi Hidayat, Manajemen
Kinerja, ( Surabaya : Airlangga University Press ) hlm.42
6.
Penampilan pribadi
Kesan pribadi
yang dibuat sesorang terhadap orang lainnya
7.
Kebugaran fisik
Kemampuan untuk
bekerja secara konsisten dan dengan hanya sedikit kelalahan
8.
Kehadiran
Kepastian masuk
kerja setiap hari sesuai dengan jam – jam kerja
9.
Keandalan
Kemampuan untuk melakukan pekerjaan yang disyaratkan dengan supervise
minimum
10. Pengetahuan pekerjaan
Informasi
mengenai tugas-tugas pekerjaan yang harus diketahui oleh seseorang agar kinerja
memuaskan
11. Kuantitas kerja
Jumlah kerja
yang dapat dilakukan oleh seseorang dalam satu hari kerja
12. Stabilitias
Kemampuan untuk
menahan tekanan dan tetap tenang dalam situasi – stuasi krisis
13. Kesopanan
Sikap sopan
terhadap orang lain
E.
Ketrampilan
Pemimpin untuk Memotivasi Pegawai
Dalam kaitannya dengan organisasi atau
suatu kegiatan usaha, kata pemimpin mengacu pada posisi seseorang yang secara
formal memiliki status tertentu melalui pemilihan, pengangkatan, keturunan,
revolusi, atau cara lain. Jadi, kepemimpinan mengacu pada perilaku yang
ditunjukkan seseorang atau banyak orang dalam suatu kelompok dengan maksud
mencapai tujuan organisasi.
Fungsi pemimpin adalah mengarahkan,
membina, mengatur, dan menunjukkan
orang-orang yang dipimpin supaya mereka senang, sehaluan, serta terbina, serta
menurut terhadap kehendak
dan tujuan pemimpin. Kagagalan seorang pemimpin
dalam melaksanakan tugasnya menunjukkan kegagalan pemimpin sendiri,
mengingat pemimpin yang mampu membina, mengarahkan, menunjukkan, serta mengatur
yang dipimpinnya, maka segala tugas pekerjaan yang dipimpinnya itu akan
berjalan secara efektif dan terarah terhadap
sasarannya.
Seorang pemimpin yang baik harus
memiliki kemampuan memotivasi yang baik pula. Motivasi dari seorang pemimpin
akan meningkatkan kinerja karyawan. Berbagai bentuk maupun jenis motivasi yang
diberikan seorang pemimpin kepada karyawannya merupakan salah satu cara untuk
meningkatkan produktivitas kerjanya. Adapun bentuk-bentuk motivasi menurut
Melayu SP. Hasibuan yaitu:
a.
Motivasi Positif
“Pemimpin memotivasi bawahan dengan
memberikan hadiah kepada mereka yang berprestasi baik”. Dengan motivasi positif
ini semangat kerja bawahan akan meningkatkan karena manusia pada umumnya senang
menerima yang baik-baik.”
b.
Motivasi Negatif
Pemimpin memotivasi bawahannya dengan
memberikan hukuman kepada mereka yang pekerjaannya kurang baik (prestasi
rendah). Dengan motivasi negatif ini semangat kerja bawahan dalam jangka waktu
pendek akan meningkat, karena mereka takut di hukum, tetapi untuk jangka waktu
panjang dapat berakibat kurang baik5.
Motivasi kerja dapat naik turun bahkan tak jarang dapat
pula hilang sama sekali. Kehilangan motivasi kerja dapat disebabkan karena diri
kita kekurangan alasan mengapa harus bekerja. Alasan lain misalnya karena kita
tidak memiliki motivasi
5 Wibowo, Perilaku Dalam Organisasi (Jakarta:Rajawali
Pers,2015),h.109-111
untuk
hidup. Hidup pastinya mampunyai arti yang luas, bukan sekedar bernafas saja.
Hidup menjadi lebih terasa hidup ketika selera, semangat, cita-cita, tenaga,
visi, bisnis, amalan, kontribusinya pada sesama dan banyak lagi semuanya dapat
berjalan dengan baik. Kehilangan motivasi dalam kerja dalam arti luas berarti
bagaikan kehilangan motivasi hidup dalam arti luas pula, jika kehilangan
motivasi bekerja dalam waktu yang cukup lama maka resikonya dalam jangka
panjang adalah mati.
Kalau
kehilangan motivasi hidup dalam jangka waktu pendek misalnya sejam, dua jam
atau sehari, dua hari itu normal. Namun kehilangan motivasi kerja tetaplah
penyakit yang harus disembuhkan.
BAB III PENUTUP
A.
Kesimpulan
Kinerja
Pegawai adalah capaian
hasil kerja seorang
karyawan ( pegawai
) dalam melaksanakan tugas,
wewenang dan tanggung
jawabnya sesuai jabatan
masing-masing. Kriteria kinerja pegawai
terbagi menjadi 3 : berdasarkan sifat, berdasarkan perilaku
dan berdasarkan hasil. Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja pegawai
secara umum terbagi menjadi dua yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
Faktor internal adalah faktor yang
berasal dari dalam diri individu. Contoh bentuk faktor internal adalah kemampuan
( skill ), sifat bawaan, perilaku, umur dan lain-lain. Adapun faktor eksternal
adalah faktor yang berasal dari luar individu
pegawai. Contoh faktor eksternal adalah lingkungan kerja, motivasi
pemimpin, waktu kerja, waktu istirahat, gaji, dan lain-lain.
Pengukuran kinerja pegawai dilakukan
untuk melihat seberapa baik kinerjanya dalam
melaksanakan tugas-tugasnya. Beberapa
komonen yang dapat dinilai dari kinerja
pegawai diantaranya adalah : akurasi, kecekatan, kreatifitas, keramahan,
kepribadian, Penampilan pribadi, Kebugaran fisik Kehadiran, Keandalan,
Pengetahuan pekerjaan, Kuantitas kerja, Stabilitias, Kesopanan.
Untuk meningkatkan kinerja pegawai,
seorang pemimpin harus memiliki kemampuan untuk memotivasi karyawan. Adapun
bentuk motivasi dari seorang pemimpin bisa berupa
motivasi positif dan juga motivasi
negatif. Motivasi positif
yaitu motivasi yang berbentuk penghargaan atas capaian yang diraih
pegawai. Sedangkan motivasi negatif adalah motivasi dengan memberikan hukuman
kepada karyawan atas kesalahan yang mereka lakukan.
B. Saran
Penulis menyadari sepenuhnya dalam
penulisan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan. Banyaknya kekurangan
ini tidak lain dan tidak bukan karena minimnya pengetahuan penulis dan
kurangnya buku-buku referensi yang dapat penulis
temukan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis
harapkan guna melengkapi kekurangan yang ada di makalah ini.
Akhirnya, penulis berharap semoga
makalah ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca pada umumnya dan bagi penulis
pada khususnya. Sekian terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA
Fauzi,
Ahmad dan Rusdi Hidayat, Manajemen
Kinerja, ( Surabaya : Airlangga University Press )
Mangkunegara, Anwar Prabu. 2011. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan.
Jakarta
: PT Remaja
Rosdakarya.
P. Robbins, Stephen, Organization Theory, Structure, Design
and Application (Englewood Cliffs: Prentice Hall. Inc, 1991)
Rivai, Veithzal dan Basri. 2005.Performance Appraisal : Sistem yang Tepat untuk Menilai Karyawan dan
Meningkatkan Daya Saing Perusahaan. Raja Grafindo Persada : Jakarta.
Sondang. P.
Siagian. 2011. Manajemen Sumber Daya
Manusia. Jakarta : PT. Bumi Aksara. Simamora, Henry. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia .
Yogyakarta : STIE YKPN. Wibowo, Perilaku Dalam Organisasi (Jakarta:Rajawali Pers,2015)
https://pointhr.medium.com/5-kriteriia-kinerja-karyawan-yang-baik-dan-benar-a54f73910091
( diakses pada
Jum’at, 4 Februari 2022 pada pukul 20.33 WIB )